Senin, 09 Mei 2016

Buah Lokal di Godean, Sleman, DIY

Pada era ini, orang-orang diyakini yang makan buah segar, seperti apel dan jeruk setiap hari, resiko kematian akibat serangan jantung atau strokenya berkurang sekitar sepertiga, dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah makan buah. Rutin Konsumsi Buah Minimalkan Risiko Jantung dan Stroke

Banyaknya media-media seperti diatas yang menyatakan bahwa makan buah adalah hal yang baik untuk kesehatan tubuh, sangatlah benar. Hal ini meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa konsumsi buah penting untuk kesehatan tubuh. Kesadaran ini membuat masyarakat menjadi lebih banyak mengkonsumsi buah yang juga mengakibatkan banyaknya permintaan ketersediaan buah di pasaran.

Berbagai macam sayuran dan buah-buahan dapat tumbuh subur di Indonesia. Meski demikian, produk pangan impor juga merajalela di Indonesia. Presiden Joko Widodo mengatakan, sampai saat ini Indonesia masih sangat bergantung terhadap buah impor. Impor buah diperoleh dari beberapa negara yaitu Tiongkok, Thailand, Amerika, dan lainnya. Buah Impor Pilihan Konsumen

Menanggapi kasus ini, saya mencoba mencaritahu tentang keberadaan buah impor yang ada di suatu lokasi. Saya memilih lokasi sekitar jalan Godean, Sleman. Survey buah-buah dilakukan pada tanggal 1 Mei 2016 di dua toko buah yaitu toko buah “Maera Buah “ di Jalan Godean km 8,5  Dan toko buah “Ricky Buah” di Jalan Godean km 15.
Pada toko buah pertama terdapat beberapa buah lokal seperti bengkuang, semangka, melon, belimbing, pisang, apel manalagi, kesemek, alpukat, jambu biji, salak, mangga, manggis, jeruk, nanas, buah naga, papaya, dan duku. Sedangkan buah impor yaitu apel 4 jenis, jeruk 3 jenis, dan pir.

Maera Buah
Sumber : Google Street View

Toko buah kedua terdapat buah lokal seperti melon, semangka merah dan kuning, buah naga, kesemek, bengkuang, jambu biji, belimbing, manggis, jeruk,  duku, pisang, mangga, dan papaya. Sedangkan buah impor yaitu apel 3 jenis, jeruk 2 jenis dan pisang.

Ricky Buah
Sumber: Google Street View

Kedua toko buah tersebut sebagian besar masih bergantung pada buah lokal. Terdapat juga buah lokal musiman (misalnya dukuh) dan buah lokal umum seperti pisang, belimbing dan lainnya dari masyarakat sekitar toko yang dijual langsung ke toko tersebut.

Kumpulan Buah
Dokumentasi Pribadi
Menariknya, dilokasi ini saya menemukan buah yang jarang ditemui ditoko buah lainnya. Yaitu buah Kesemek

Kesemek
Rupanya buah ini menjadi kesempatan yang menarik bagi para penanam buah karena sudah langka di jumpai di toko-toko buah. Upaya mengembangkan tanaman yang sudah sulit untuk dijumpai di pasaran disambut baik oleh masyarakat.

Banyak kelebihan dari buah local di bandingkan dengan buah  impor. Tutur ketua Agritektur, “ Buah dari luar harus diawetkan dulu, ada proses bioteknologi, jadi sayuran atau buahnya tetap segar walau perjalanan jauh. Padahal makanan itu tidak didesain untuk perjalanan panjang.Kalau lokal, meskipun bukan bahan pangan organik, memiliki rasa yang lebih baik dan nutrisi lebih tinggi karena dipanen saat benar-benar matang. Bahan pangan juga dijual segar setelah dipanen,” Sayuran dan Buah Lokal Lebih Sehat dari Produk Impor 

Pada dasarnya keputusan dari perkembangan Indonesia di segala aspeknya bergantung pada masyarakatnya sendiri, apakah dia mencintai apapun tentang Indonesia atau tidak.


Ayo lihat artikel aslinya di Sini

Rabu, 13 April 2016

IKAN TAGIH, BLASTERAN LELE-PATIN?

Ceritanya sih bukan blasteran.. cuma mirip-mirip aja antara lele dan patin haha.
Tau kah kamu ikan tagih?Mungkin pernah ada yang tau tentang ikan ini kalau aku kenalkan dia dalam beberapa bahasa ya.
Dalam bahasa betawi ikan ini dipanggil ikan Bawon; Senggal atau Singgah dalam bahasan Sunda; Tagih atau Tageh dalam bahasa Jawa; Niken, Siken, Tiken atau Tiken Bato oleh masyarakat Kalimantan Tengah; Baung dalam bahasa Indonesia dan lain-lain.
Ikan ini mungkin tidak endemik di Bandung, Jawa Barat, tempat besarku dan tapi tersebar banyak di daerah asia tenggara (tepatnya Paparan Sunda)
Ikan tagih memiliki nama latin Bagrus nemurus dan masih termasuk dalam marga Hemibagrus. Ada 2 sinonim dari spesies ini yaitu Hemibagrus nemurus dan Mystus nemurus tapi, ikannya sama kok. Kaya gimana sih bentukkannya? Saya sebut ini campuran Patin dan Lele . Hehe. Tapi memang ikan ini masih kerabat dengan ikan Lele.

Makanannya sama dengan ikan lainnya yaitu memiliki sifat omnivore (pemakan segala). Secara umum ikan tagih terdistribusi di beberapa daerah atau negara di Asia yaitu: Mekong, Chao Phraya, Xe Bangfai basins, Malay Peninsula, Sumatera, Jawa dan Borneo. Ikan ini merupakan ikan perairan umum yang mempunyai nilai ekonomis penting, yang banyak dijumpai di daerah perairan Sumatera, Jawa dan Kalimantan. (Sumber Jurnal)

Di Jawa barat, ikan ini dapat ditemukan di Sungai terpanjang di Jawa barat, Sungai Citarum. Tepatnya, ikan ini ditemukan di bagian tengah sungai (Perairan Waduk Jatiluhur dan Citara) dan hilir sungai (Bagian hilir di daerah Kerawang, Poncol-Rengeasdengklok).  Selain ikan tagih, masih terdapat banyak ikan yang ada di Sungai Citarum (tahun 2011), bisa dilihat di tabel berikut, ikan Tagih atau ikan baung terdapat di nomor 27.

Kandungan protein pada ikan ini cukup tinggi namun rendah lemak. Rasanya enak, gurih dan lezat melebihi rasa daging ikan patin, ikan lele atau ikan jambal air tawar. Sebenarnya ikan ini mampu bersaing dengan ikan-ikan ekonomis lainnya. Namun karena sulit didapat diluar daerah aslinya menjadikan tagih belum sepopuler ikan konsumsi jenis lainnya. 
Daging dari ikan tagih bisa diolah menjadi bakso, nugget ataupun abon karena teksturnya hamper sama seperti ikan Patin. Dijawa barat, ikan tagih banyak ditemukan di Rumah makan Rajamandalah, keramba jaring apung cirata cianjur dari hasil tangkap masyarakat sekitar, dll. (SUMBER)

Widiiihhh ueeenyakk…
Sebelumnya produksi ikan tagih mengandalkan hasil tangkapan di alam. Selain jumlah dan ukurannya tidak menentu, terjadi penurunan kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat. Beberapa lembaga penenlitian perikanan dan perguruan tinggi negri berusaha memijahkan ikan tagih ini, karena merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Indonesia. Pada tahun 1998, BBPBAT Sukabumi berhasil melakukan pemijahan buatan ikan tagih.
Sayangnya ikan ini sudah mulai langka ditemukan di Citarum. Banyak hal yang mempengaruhi kelangkaan ini termasuk karena kualiatas airnya yang mulai memburuk. Walaupun memang tidak semua bagian dari Citarum kualiatasnya memburuk. Perubahan keadaan lingkungan suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap organisme yang hidup di sana. Bila karena sesuatu dan lain hal, keadaan lingkungan suatu daerah berubah menjadi ekstrim bagi kehidupan suatu spesies yang hidup di sana, maka organisme tersebut terpaksa bermigrasi ke daerah lain atau mati.
Dalam data IUCN Red List, ikan ini termasuk tipe Least Concern atau tidak begitu diperhatikan. Ini tandanya belum banyak penelitian seputar ikan ini.  Maka dari itu, survey yang komprehensif pada ikan tawar di perairan Jawa masih harus terus diselidiki kebenaran status biodiversitasnya.
Sayang sekali ya jika ikan khas ini mati bukan karena alami faktor alam tapi juga disebabkan oleh aktifitas manusia sendiri. Jadi, kita memang butuh mereka, namun kita juga harus menghormati mereka untuk tetap ada di sini.


Baiklah, sekian blogku kali ini ya teman-teman.. semoga dapat menambah pengetahuanmu. Terimakasih :D

Selasa, 12 April 2016

Evolusi Paru-paru pada Vertebrata dilihat dari Hewan Lamprey

Pada tetrapoda, pernafasan tidak hanya tergantung pada paru-paru saja. Bernafas diudara pada tetrapoda muncul pada ikan. Vertebrata yang bernafas dengan paru-paru berasal dari struktur progenitor yang ada pada ikan bertulang primitif. Pernapasan memerlukan Sentral Generator Ritme. yang akan mengaktifkan otot respirator untuk memberi ventilasi pada paru-paru dan kumpulan batang otak kemoreseptor. Pernapasan dengan CRGAB (CO2/ph-modulated air-breathing CRG) berbeda secara anatomi dan fungsionalnya daripada CRG insang yang tidak termodulasi oleh CO2/ph. Awal dari kebutuhan pada CO2/memodulasi pH tidak diketahui, tetapi mungkin bisa sebagai awal mula evolusi dari paru-paru.
Batang otak pada lamprey memperlihatkan adanya ritme berhenti pada saraf kranial yang mengubungkan otot ventilasi. Ritme berhenti ini dihasilkan dari CRG untuk ventilasi faring. Pola ini dilakukan secara periodic yang disebut ritme lambat atau batuk. Ritme in hampir sama dengan ritme pada larva ampfibi yang memperlihatkan produk dari CRG ventilasi insang dan CRG bernafas (CRGAB).
Pada amphibi dan semua amniotes tingkat tinggi, CRGAB responsive terhadap pusat kemoreseptor sensitive CO2/Ph yang memodulasi ventilasi untuk memenuhi kebutuhan metabolis. Awal mula CRGAB pada vertebrata tidak jelas dan pusat kemoreseptor sensitive CO2/Ph pada amfibi sangat kontroversi. Maka dari itu, peneliti menganggap ritme lambat atau batuk CRG dari lamprey adalah awal mula dari CRGAB pada tetrapoda dan pengetesan hipetesis ini dimodulasi dari CO2/Ph.

Gambaran “ritme lambat’ atau ‘batuk’ yang telah ditemukan terjadi pada Lamprey secara in vivo dan in vitro, didasarkan oleh sensitifitas pusat terhadap CO2. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur penting bagi evolusi bernafas pada tetrapoda, hadir dalam nenek moyang vertebrata yang paling awal sebelum evolusi paru-paru. Sehingga peneliti tersebut mengusulkan bahwa evolusi bernapas pada semua vertebrata terjadi melalui pelencengan pada elemen basal yang penting.
Hasilnya, secara anatomi ditemukan bahwa CRG saat ritme lambat pada lamprey dimodulasi adanya CO2/ph. Walaupun ritme lambat itu distimulasi in vivo respon karena kadar CO2 tinggi di air dan hewan ini mulai gelisah dengan kondisi ini. Hal ini membuat penasaran mengapa CRG termodulasi CO2/PH dapat terjadi pada organisme yang membutuhkan pertukaran udara yang umumnya dipenuhi oleh perairan, pada lingkungan air normalnya tidak ada pembatasan pengeluaran CO2. Bagaimanapun lamprey yang hidup diliang melakukan sikap adaptif ini karena pertimbangan mencegah banyaknya kandungan CO2 di sarangnya yaitu di liang yang di gali lamprey itu sendiri. Substrat yang bisa saja runtuh  ke liangnya, mengganggu aliran air masuk dan akan terlalu banyak CO2. Dengan demikian CRG termodulasi CO2/PH bersifat adaptif.


Ventilasi Ammocoete dimodulasi oleh hipoksia atau kekurangan oksigen. Dari temuan ini, dapat memberikan wawasan ke dalam evolusi control ventilasi dan konservasi mekanisme control dasar di seluruh garis umur vertebrata. Awal mula CRG untuk “batuk” adalah usaha pertahanan untuk menghasilkan arus air yang kuat berfungsi untuk membersihkan struktur insang halus. Ventilasi model ini dengan evolusi dari paru-paru pada ikan primitive (yang diwakili oleh ikan berparu-paru dan amphibi) karena perekrutan insang CRG untuk ventilasi dan CRG batuk berfungsi sebagai CRGAB. Penelitian ini menemukan dan menjelaskan bahwa mekanisme batuk pada lamprey tidak ada hubungannya dengan mekanisme batuk untuk tetrapoda. Hal ini jelas karena reptile dan amphibi tidak batuk. Namun mekanisme sensitive kekurangan CO2 dan perubahan asam sejalan dengan kehadiran seperti di leluhur umum untuk semua vertebrata. Jadi  Lamprey yang memiliki sebuah CRG sensitive CO2/PH mungkin memberikan substrat penting untuk evolusi pernafasan vertebrata.

Rabu, 02 Maret 2016

Sleman-ku, surga multiguna bambu

Hai, bertemu lagi denganku Ranti…
Saat ini yang akan ku publikasikan adalah soal Konservasi Sumber Daya Lokal. Bicara tentang topic KSDL ini, pernahkah kamu memperhatikan lingkunganmu dan melihat apa potensi Sumberdaya Alam yang ada di sana? Syukurlah jika diantara kita masih ada yang memperhatikan hal tersebut karena sudah tidak zamannya kita bergantung dengan kegiatan kota yang potensi sumberdaya alamnya pun makin terbatas. Karena sebentar lagi pun semua kembali ke alam. Maka dari itu kita harus memperhatikan hal ini juga.
Baiklah, sebagai contohnya aku akan menjelaskan tentang Sumber Daya Alam yang ada di daerahku di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Disini ada peta yang menunjukkan jalan dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta menuju rumahku (bayangkan kamu tempuh jalan jauh ini setiap hari sepertiku...hehe) SEMANGAT!!
 Gambar Denah lokasi
Gambar Denah lokasi
Lihatlah di lokasiku tinggal masih hijau, banyak Sumber Daya Alam Hayati yang masih dapat dikembangkan. Salah satunya adalah bambu yang tumbuh subur disini. Ada banyak macam bambu yang dapat dimanfaatkan, tapi yang paling dominan tumbuh adalah Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea) dan Bambu Apus (Gigantochloa apus). Rumput-rumputan berongga ini mampu dengan cepat tumbuh. Karena memiliki system rhizona-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm bahkan lebih tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Waa ga akan kehabisan nih hihi..
http://www.antarafoto.com/bisnis/v1351752901/bambu-apus
http://www.antarafoto.com/bisnis/v1351752901/bambu-apus
Foto Bambu Apus
https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/31/206458291/yogyakarta-kembangkan-sejuta-hektare-hutan-bambu
https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/31/206458291/yogyakarta-kembangkan-sejuta-hektare-hutan-bambu
Foto Bambu Wulung
Bambu ini memiliki klasifikasi sebagai berikut (selengkapnya ada penjelasan di artikel sebelumnya):
Tabel Klasifikasi
Tabel Klasifikasi
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bambu ini. Sehingga dari semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan dan tidak ada yang terbuang menjadi sampah. ZERO WASTE !! Ini dia macam-macam yang bisa dimanfaatkan dari bambu
http://www.ririekhayan.com/2014/06/potensi-sumber-daya-alam-pilar.html
http://www.ririekhayan.com/2014/06/potensi-sumber-daya-alam-pilar.html
Foto ZERO WASTE dari bambu
Pemanfaatan komoditas bambu di Sleman sudah banyak disadari oleh masyarakat. Mari kita bahas beberapa manfaat dan kegunaan tubuh tanaman ini yang belum banyak orang ketahui.

Obat
Bagi masyarakat Cina, bambu yang mudah didapat diolah menjadi berbagai produk. Salah satunya adalah pengobatan untuk peluruh dahak, batuk, serta susah napas. Dalam Kamus Besar Herbal Cina juga mengungkap fungsi daun bambu guna megeluarkan panas dan mengembalikan cairan atau fungsi diuretic. Sumber : Obat daun bambu

Pengolahan Emas
Daun Bambu dapat digunakan dalam pengolahan Emas. Daun bambu ini harus dalam bentuk senyawa Amalgamasi yaitu proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au-Hg). Perkembangan ilmu saat ini mengembangkan proses amalgamasi dengan penambahan sejumlah daun bambu ke dalam proses amalgamasi sebagai bahan aditif. Ga terkira banget ya bamboo bisa berperan dalam hal ini.. (Jurnal Pengolahan Emas)

Bambu Lamina
www.tangbamboo.com
www.tangbamboo.com
Foto Bambu Lamina
Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Lapisannya umumnya 2-5 lapis. Banyaknya lapisan tergantung ketebalan yang diinginkan dan penggunaannya. Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan perekatnya. Dengan bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan kekuatan kayu kelas III. Artikel Bambu Lamina
Pulp
http://www.cn-cdgrace.com/Html/En/ProductsView_ID23.html
http://www.cn-cdgrace.com/Html/En/ProductsView_ID23.html
Foto Bakal Pulp Bambu
Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok untuk dijadikan bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas di Indonesia telah diterapkan pada industri di Gowa dan Banyuwangi. Namun industri ini memiliki kendala dari segi bahan baku sehingga dibuat modifikasi yaitu campuran pulp bambu dengan perbandingan 70 % : 30 %. Jurnal Pulp Bambu

Mengkilapkan Batu Akik
Waah ini nih yang pecinta akik. Hihi..
Serat dan Tekstur kulit bambu wulung yang halus dan mudah menyatu bila digesekkan dengan batu akik dapat dimanfaatkan sebagai media pengkilap akik. Batang bambu yang digunakan harus benar-benar kering ya.. bambu yang sudah kering dipotong sepanjang 30 cm kemudian dibelah dua supya mudah dipegang. Gosokkan aku secara maju mundur dengan teratur dan selingi dengan air agar serbuk gesekan hilang. Sesekali lap dengan kain katun dan ulangi beberapa kali. Bila kulit bambu sudah mengelupas dan hilang, ganti bambu lama dengan bambu wulung yang baru. Adapun tutorialnya disini.

Bahan bakar
Bahan bakar dengan tumbuhan bambu bukan berarti dibakar langsung loh ya.. di sini ada satu penelitian penggunaan bamboo sebagai bahan bakar adalah harus melalui proses torefaksi dan densifikasi. Proses torefaksi yaitu pengolahan dengan perlakuan temperatur tinggi hampa udara dalam waktu yang singkat. Sedangkan densifikasi adalah penekanan biomassa dengan cara pengempaan (penekanan) sehingga rapat massa atau juga kerapatan potensi energinya meningkat. Selanjutnya. Langsung dapat digunakan. Jurnal Bahan Bakar Dari Bambu

Asap Cair
Istilah asap cair dikenal internasional adalah wood vinegar / liquid smoke yang diperoleh dari hasil pengembunan (Kondensasi) uap/asap pembakaran langsung ataupun tidak dengan cara pembakaran langsung. Asap cair ini dapat dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan yang memiliki banyak kandungan lignin, selulosa dan semacamnya seperti bambu. Sejak lama, asap cair telah dimanfaatkan pada pengawetan daging seperti ikan bandeng asap atau ikan jenis lainnya karena asap cair memiliki peran antimikroba dan antioksidan yang kuat. Selain itu di dunia pertanian, asap cair ini mampu membasmi serta mengendalikan berbagai serangan hama dan jamur tanaman. Artikel Asap Cair
Arang Bambu
http://www.bambuawet.com/tentang-bambu/pemanfaatan-bambu/arang_bambu/
http://www.bambuawet.com/tentang-bambu/pemanfaatan-bambu/arang_bambu/
Foto Arang Bambu
Seiring perkembangan ilmu, peneliti menyatakan bahwa arang tidak hanya untuk membakar jagung dan bakar sosis untuk tahun baruan *eh. Arang atau kerennya Charcoal, bisa digunakan untuk berbagai macam produk, kalian pasti tau tentang sabun pencuci muka yang ditambahkan karbon aktif yang adalah arang. Arang memiliki pori-pori yang efektif mengikat racun-racun dan zat kimia seperti sianida (jangan sampai ada di kopi), asam lemak, formalin metaldehida, racun tanaman, obat-obatan, botox dan merkuri. Tidak hanya bekerja dipermukaan tubuh, arang juga dapat dimakan loh. Bahan hitam ini telah ada di beberapa produk makanan seperti hot dog, frozen yoghurt, bahkan jajanan tradisional dawet ireng atau cendol hitam. Artikel Tentang kesehatan makanan berarang. Selain itu, arang yang mengandung natural activated charcoal juga bermanfaat untuk menurunkan gas dalam saluran pencernaan (kembung) dan mengobati diare (nah bisa buat obat nih). Artikel Arang BambuBambu Arang
Banyak banget…sembari cuci mata boleh lah ya? Kreatif sekali pokoknya…
kerajinan bambu keyboard bambucuthil bambu
Saking kreatifnya masyarakat dulu, tumbuhan pun dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang dapat membuat suasana menjadi segar dengan musiknya. Angklung.. yeayy…
angklung
Sudah banyak sekali yang dapat diperoleh dari satu tanaman yang sering dijumpai disekitar lingkunganku yang mungkin saja dapat dikembangkan juga olehmu. Jadi, apa saja sumberdaya alam yang ada di daerahmu? Apa saja potensinya? Dan bagaimana caranya supaya itu dapat terus dimanfaatkan tanpa berakibat buruk pada masa mendatang? Jangan hanya memanfaatkan tanpa bertanggung jawab yaa.. oke, sekian tulisanku kali ini. Trims..



ARTIKEL YANG ASLI ADA DISINI BRO, SIST



Senin, 29 Februari 2016

Anak biologi yang galau dan baper/Aku.



Halauuu teman bertemu lagi saat ini di akhir Februari tahun kabisat..
Sedang apa? Main laptop kah? Tengok-tengok instagram di handphone kah?
Sambil tiduran kah? Nonton tv kah? Menyalakan kipas angin atau AC kah?
Santai sepertinya, rasa seperti di surga jika bermain laptop di depan tv yang menyala dan merasakan sepoi-sepoi udara dingin dari AC sambil nyemil makanan ringan sampai berbungkus-bungkus yang gak tau itu bahan produksinya berbahaya atau ga. Disamping itu, kamu juga dapat mengoleksi plastik hingga lusinan dalam sehari. Yaaa aku bisa dan sering rasakan itu…
Kenikmatan dunia memang menggoda ya. Sejahtera di dunia, merasakan apa yang ingin kita rasakan tanpa memikirkan dampak yang lebih jauh. Tau kah kamu? Kami (saya), kadang merasa bersalah pada diri sendiri. Hati bergejolak antara kenikmatan dunia saat kita hidup, atau kenikmatan yang akan dirasakan oleh anak cucu. Apapun yang kita lakukan pasti aka nada pengaruhnya di masa mendatang. Yaaa siapa tau Biologis, terutama Biologi Lingkungan memiliki beban yang berat? Rasanya seperti menanggung bumi  (Benar-benar aku rasakan. Tapi kok terlalu melankolis ya?). Kami biologis memang sudah biasa dimanjakan dengan pemandangan indah alam yang seimbang jadi gini deh kalau ada yang ngurangi keseimbangan bumi.. cee elaahhh.. alay. Fix, mari baca-baca, aku bakal ceritakan apa yang mengganggu dan mengganjal jadi Biologis Lingkungan.

 Keegoisan penyayang hewan


OMG bagian mana di sini yang ga imut? Pengasuhnya ya… hahaha
Aahhh kami yang terlalu banyak mengenal hewan-hewan lucu dan sangat saying pada hewan-hewan unik rasanya pengen banget merawat dia. Dasarnya, kami sudah tau apa yang hewan butuhkan, rasakan, karena memang kami mempelajarinya. Jadi tidak sekedar memelihara, tapi juga merawat. Banyak diantara kami merawat hewan. Bahkan jika memang dia terpanggil pun, merawat hewan endemik pasti terpikirkan…. Alibinya sih untuk mencegah hewan itu dari ancaman kepunahan. Padahal? Pernah terpikirkan ga sih hewan itu sebelum ada di tangan kita telah melalui proses apa saja? Penangkapan. Ya… namanya juga usaha untuk memiliki, hewan endemic yang sulit untuk diternakkan pasti harus melewati tahap ini. Namun sayangnya tidak semua tahap itu menyenangkan.  Tau-tau dia udah dalam keadaan stress.. Salah-salah sedikit merawat hewan yang stress dan trauma, adanya malah mati. Kan sedih..gaada gunanya dong? Malah secara ga langsung jadi penyebab kepunahan. Kamu! Ya Kamu!

Boros energi
Aku selama ini ke kampus tu ngelaju (istilah lainnya bolak balik kampus-rumah yang jauh pake kendaraan) Itu jauh.. jauh.. capek.


Trus masalahnya? Bahan bakarnya. Boros banget tiap hari bolak balik jauh gini. Tujuannya sih biar murah dan tepat waktu jadi perginya pake motor. Dihitung-hitung, lebih murah Premium daripada Pertalite dan Pertamax. Tapi ga semena-mena mikirin irit atau ga. Yang dipikirin ya yang lain… Polusi. Baca juga Perbedaan Premium, Pertalite dan Pertamax dari segi polusinya . Dan akhirnya aku pilih pertamax tiap hari isi bensin Rp10.000, apa daya aku ga boleh ngekos dan harus bolak balik rumah dengan mengabiskan energi. Paling ga, aku udah mengurangi polusi walaupun tetap boros.

Terlalu banyak mengkonsumsi dan tidak bertanggung jawab
Berhubungan sama boros energi. Kenalkah kamu atau pernah dengar dengan hukum kekekalan energi waktu SMA?  ya energi memang tidak pernah hilang. Namun dalam bentuk apa dulu? Terbuang sia-sia ga? Mulai dari yang sederhana saja yaitu makananmu. Tiap kali kamu makan selalu habis kah? Karena ingin coba-coba menu makanan baru, jadi beli semua dan kalau ga enak dibuang? Atau memang sengaja disisakan untuk ajaran sopan santun dan jaim? Menurutku sih ajaran seperti itu ga harus dengan nyisakan makanan. sengaja menyisakan makanan malah tidak mensyukuri apa yang diperoleh dan membuang-buang energi. Untuk masak air aja pake gas loh sister, energi yang dipake sang koki untuk masak juga kebuang loh sister… itu kan energi. Sayang banget dibuang-buang. Pikir-pikir lagi deh kalau mau nyisain. Hargai kokinya, hargai gas-gasnya, listrik-istrik buat ovennya, syukuri juga masih bisa makan diantara yang lain makan pun susah. 


 Apa yang kita butuhkan, kita beli, itu juga memiliki potensi polusi.
Apa barang yang tiap hari kita butuhkan dimasa kini? Plastik yes. Pikirkan dalam sehari berapa palstik yang kamu gunakan? Apa kah kamu tau kalau bajumu, sepatumu, handphonemu, laptopmu, juga mengandung plastik? Memang ngeri sekarang semua ini bergantung dengan plastic. Sedangkan cara memusnahkannya pun perlu waktu yang lama. Sulit untuk diperbarui. Dari plastic yang bening, diolah jadi plastic kresek, lalu diolah lagi jadi ember, terakhir jadi tempat sampah yang mudah pecah. Plastic yang mudah pecah menandakan kalua kualitasnya sudah jelek dan sulit untuk didegradasi (dihancurkan secara kimia atau biologi untuk dapat diolah lagi). Hmmm. Pernah kubaca (atau ceritaan dosen ya?) artikel yang cukup buatku merinding yaitu seorang yang sedang berjalan di pantai meneliti pasir pantai yang dia gunakan untuk tau cangkang moluska apa saja yang sudah hancur menjadi pasir pantai di situ. Dari sampel pasirnya, bukan hancuran cangkang saja, namun juga banyak partikel plastic yang sudah hancur disana. Bahkan volumenya lebih banyak daripada hancuran cangkang moluska waawww. Untungnya sekarang ada program beli plastic di supermarker dan pasar tradisional. Jangan sampai ketinggalan untuk dukung program ini ya. Kemana-mana bawa tas aja hihi ga usah pake kresek hihi..

Ingin memperbaiki, tapi ini terlalu kompleks
Ingat pak Jokowi yang melepaskan banyak sekali burung yang dia beli dari penjual burung? Dan Menterinya malah ikut-ikutan..
Saat dapat berita itu, saya lagi melaksanakan Kerja Praktik di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan yang isinya adalah orang-orang kompeten di bidang kehutanan dan pastinya bidang biologi. Pasti bisa dibayangkan apa yang mereka bicarakan? Ya presiden kita itu. Mohon maaf, kami di sana malah menjelek-jelekkan beliau. Lah? Tujuan beliau sangat mulia. Memang dari segi etika, burung yang dikurung tidaklah baik bagi burung itu sendiri. Setuju untuk pelepasannya. Oke fix! Tapi, kami tidak setuju dengan tempatnya. Pada dasarnya setiap hewan, aves, mamalia, reptile atau hewan laut pasti memiliki habitatnya sendiri. Memiliki fungsi di alamnya sendiri, beradaptasi di alamnya sendiri, memiliki pasangan kawin yang dapat mereka pilih sendiri. Melepaskan burung tidak pada tempatnya sama saja dengan membuat masalah baru seperti polusi genetik

Dan akhirnya adalah menyadarkan diri untuk berupaya mengurangi atau mencegah
Dari semua poin-poin sebelumnya, akhirnya aku pilih untuk mengurangi konsumsi plastic, menghabiskan seluruh makananku, boros uang sedikit untuk beli pertamax dan hanya memelihara hewan yang tidak endemic namun menjadi relawan dalam proses konservasi hewan endemic oleh lembaga konservasi.

JADI, dari artikel ini kamu bisa mengerti? semoga tersentuh ya.. eaaakkkk... dan intinya semoga dari artikel ini kamu bisa mikir cak lontong. hihi.. OKE trims ya udah baca.. semoga bisa menyadarkan yaa... amin. Daaa !!!

Baca juga:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/02/polusi-udara-meningkatkan-risiko-obesitas-dan-diabetes


Untuk refreshing ayo kita denger lagu sambil dihayati apa pelajaran yang ada disitu dari sosial, ekonomi, juga lingkungan. Hayati juga klipnya ya sambil mengingatkan kita hanya manusia yang rakus. Ambil hikmahnya okee !!